Mana Mudamu?
- Home
- Artikel Detail
Mana Mudamu?
Pada momentum milad pribadi maupun lembaga yang masih terhitung muda, saya tegaskan, pemuda harus jadi Pemikir, Pelopor, dan Penggerak. Jangan takut bermimpi, jangan takut bercita-cita, do’a dan usaha maksimal yang akan mewujudkan semua keberanian itu. ‘’Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kubuat revolusi,’’ kata Presiden Soekarno suatu ketika. Soekarno sendiri, yang tiap 1 Juni diingat sebagai ‘’bidan’’ Pancasila, adalah tokoh pemuda di masanya yang menguasai sejumlah bahasa asing.
Michail Gorbachev, perintis glasnost dan perestroika Rusia, di usia 18 tahun lantang berseru, ‘’Lenin adalah ayahku, guruku, dan tuhanku.’’Gus Dur, yang disebut pengamat Australia Greg Barton sebagai ‘’lokomotif liberalisme Islam Indonesia’’, ketika masih remaja tanggung sudah melahap berbagai buku kelas dunia berbahasa Inggris seperti Das Capital-nya Karl Marx.
Terlepas dari idiologinya, Soekarno, Gorbachev, dan Gus Dur muda adalah ‘’tokoh pemuda’’ di masanya. Mereka adalah driving force atau penggerak sejarah. Tak heran bila semua Nabi adalah pemuda. ‘’Tidak ada seorang Nabi pun kecuali dia dipilih dari kalangan muda,’’ kata Ibnu Abbas ra, seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir III. Pengikut awal Nabi Muhammad, kebanyakan juga pemuda. Zaid bin Haritsah dan Usman bin Affan, ketika itu berusia 20 tahun. Mush’ab bin Umair, 24 tahun. Umar bin Khattab 26. Abu Ubaidah bin Jarrah, 27. Bilal dan Abu Salamah, 30. Abu Bakar, 37. Hamzah 42. Dan yang tertua, Ubaidah bin Harits, 50 tahun. Yang lain malah masih ABG (pra-remaja) atau remaja. Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, beriman saat usianya baru 8 tahun. Thalhah, Al Arqam, Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Ja’far bin Abi Thalib, masih berusia belasan tahun. Kecil-kecil, mereka sudah berpikiran besar. Nabi Muhammad berpesan, satu di antara tujuh golongan yang kelak akan mendapat perlindungan Allah ketika tidak ada lagi pelindung lain di tengah dahsyatnya Kiamat, adalah anak muda. Yaitu pemuda yang hatinya tertambat di masjid. Hasan al-Banna mengatakan: “Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”. Pepatah arab mengatakan: “Syubanul yaom, rijalul ghad” شبان اليوم رجال الغد. Pemuda/remaja dimasa sekarang ini pemimpin dimasa depan.
“Inna fi yadi syubban amrol ummah, wa fi aqdamihim hayataha” artinya: sesungguhnya di tangan dan langkah pemudalah urusan dan hidupnya suatu umat/masyarakat. Imam Syafii pernah berkata,من أراد الدنيا فعليه بالعلم، ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم ومن أراد هما فعليه بالعلم. Siapa yang menghendaki dunia maka dia harus punya ilmu, dan barang siapa yang menghendaki akhirat maka dia harus punya ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya maka dia harus punya ilmu Sepanjang sejarah islam memiliki pemuda-pemuda hebat pada zamannya masing-masing. Di usianya yang cenderung masih sangat muda, mereka mampu menorehkan karya-karya yang luar biasa. Berikut ini 11 pemuda Islam terbaik sepanjang sejarah.
1. Usamah bin Zaid (18 tahun). Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.
2. Saad bin Abi Waqqash (17 tahun). Yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro.
3. Al Arqam bin Abil Arqam (16 tahun). Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul Shallallahualahi wasallam selama 13 tahun berturut-turut.
4. Zubair bin Awwam (15 tahun). Yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasul Shallallahualaihi wasallam sebagai hawari-nya.
5. Zaid bin Tsabit (13 tahun). Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penterjemah Rasul Shallallualalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al Qur'an.
6. Atab bin Usaid (18 tahun). Diangkat oleh Rasul Shallallahualaihi wasallam sebagai gubernur Makkah pada umur.
7. Mu'adz bin Amr bin Jamuh (13 tahun) dan Mu'awwidz bin Afra (14 tahun). Membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada perang Badar.
8. Thalhah bin Ubaidullah (16 tahun). Orang Arab yang paling mulia. Berbaiat untuk mati demi Rasul Shallallahualaihi wasallam pada perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi.
9. Muhammad Al Fatih (22 tahun). Menaklukkan Konstantinopel ibu kota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa.
10. Abdurrahman An Nashir (21 tahun). Pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya.
11. Muhammad Al Qasim (17 tahun). Menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya.
Sedang di Indonesia bahwa umur-umur para tokoh pergerakan nasional tersebut berkisar antara 20-30 tahunan. Kartini sewaktu menyuarakan Cri De Coueurnya(Jeritan Hati Nuraninya) pada tahun 1900-an melawan feodalisme dan kolonialisme, berusia 20 tahunan. Begitu juga Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo beserta kawan-kawannya ketika mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908 mereka semua berusia 20-25 tahunan. Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto ketika memimpin organisasi tersebut berusia 25 tahun. Soebadio Sastrosatomo, Wikana, Chaerul Saleh, dan Soekarni, serta dokter Moeward ketika memaksa sukarno untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia berusia 25-30 tahunan, dan Sultan syahri sendiri yang ikut menggerakan pemuda pada waktu itu berusia 36 tahun.