Mengaji di Tepi Pantai ala 'Anak Pantai'
- Home
- Artikel Detail
Mengaji di Tepi Pantai ala 'Anak Pantai'
Liburan adalah salah satu momen yang ditunggu para santri. Tidak terkecuali santri Pondok Pesantren Daarut Tarmizi. Mereka telah menjalani masa libur yang cukup lama, yaitu saat hari raya Idul Fitri 1445 H lalu.
Setidaknya, para santri hampir berlibur selama satu bulan. Dimulai sejak 10 Ramadan hingga awal bulan Syawal. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan para santri untuk pulang ke rumahnya dan bertemu keluarga.
Seperti yang dilakukan oleh para santri asal Flores, Nusa Tenggara Timur. Saat ini Pondok Pesantren Daarut Tarmizi memiliki enam santri asal Flores. Selain libur Idul Fitri, mereka tak akan pulang ke kampung halaman. Alasannya adalah karena durasi perjalanan ke rumah yang memakan waktu cukup lama.
"Perjalanan kami ke rumah sekitar lima sampai tujuh hari di kapal," ujar Muwaffaq Zuhair, salah satu santri Pondok Pesantren Daarut Tarmizi asal Flores.
Meski jarang pulang kampung, namun mereka tak menghabiskan waktu liburan dengan bersantai di rumah. Para santri tetap rajin mendirikan sholat berjamaah di masjid, adzan, dan mengaji bersama. Bahkan, mereka kerap menyempatkan untuk mengaji di tepi pantai.
Diketahui, rumah mereka dekat dengan pantai. Hal itulah yang membuat mayoritas mata pencaharian orang tua mereka sebagai nelayan. Oleh karena itu, mereka juga sering membantu orang tua di laut sebelum masuk Pondok Pesantren Daarut Tarmizi. Bisa dibilang mereka adalah 'anak pantai'.
Pada suatu momen, keenam santri melaksanakan ngaji bersama sembari menunggu waktu berbuka puasa di tepi pantai. Tampak para santri yang sedang duduk melingkar dengan latar belakang perahu dan debur ombak. Terlihat juga aktivitas para nelayan yang sedang mengumpulkan hasil pencaharian mereka.
Mengaji di tepi pantai memang bukan hal yang asing bagi para santri asal Flores itu. Sebelum berangkat ke pesantren, mereka juga sering belajar di pantai sembari bermain atau mencari ikan-ikan kecil. Suasana mengaji yang tak biasa itu cukup menarik. Namun bagi mereka aktivitas tersebut merupakan hal yang normal.
Betapa indahnya mengaji ditemani pemandangan pantai yang menakjubkan. Belum lagi saat langit mulai berwarna kemerahan saat matahari akan tenggelam. Hingga adzan Maghrib yang mereka nantikan akhirnya tiba.
Perjuangan mereka untuk mencari ilmu sangat luar biasa. Para santri yang berasal dari Flores rela pergi ke Sukabumi, Jawa Barat, untuk menjadi hafizh Qur'an. Semangat yang tidak mudah ditemukan di banyak anak muda. Harapannya, tekad mereka untuk menjadi ahli Qur'an terwujud dan kelak menjelma sebagai pendakwah yang hebat.