Santri Daarut Tarmizi Belajar Pencak Silat

Santri Daarut Tarmizi Belajar Pencak Silat

Pondok Pesantren Daarut Tarmizi menerapkan pendidikan yang dipadukan antara kurikulum nasional dengan nilai-nilai keislaman kepada para santrinya. Selama berada di pesantren, santri mempelajari berbagai hal mulai dari Al-Qur'an, bahasa asing hingga IT.

Santri Pondok Pesantren Daarut Tarmizi menghafal Al-Qur'an beserta terjemahnya. Mereka juga belajar bahasa Inggris dan mendalami ilmu komputer.

Tidak hanya itu, para santri juga mendapat pelajaran tambahan berupa bela diri pencak silat. Pembelajaran ini dilakukan untuk membentuk karakter dan mental yang kuat.

Para santri rutin melakukan latihan pencak silat setiap satu pekan sekali. Dalam hal ini, Pondok Pesantren Daarut Tarmizi bekerja sama dengan perguruan pencak silat Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka atau lebih dikenal dengan Gemah dari Kota Sukabumi.

Perguruan Gemah sendiri memiliki filosofi yang kuat. Para pelatih tidak hanya membentuk santri yang kuat secara fisik, namun berkualitas akhlaqnya.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Gemah, Yusuf Supriatna. Ia menyampaikan bahwa pihaknya tidak menciptakan jagoan, namun pribadi yang kuat dalam menjaga hawa nafsunya.

"Jadi, kami di sini bukan ngajarin menjadi jagoan, tapi supaya santri kuat dan mampu melawan hawa nafsunya, jadi mereka lebih bisa menjaga diri," ungkap Yusuf.

Materi yang diajarkannya cukup beragam, mulai dari jurus, langkah, bukaan jurus, seni, latihan fisik dan lain sebagainya. Untuk jurus sendiri terdiri dari 24 jenis, sementara langkah terdiri dari 10 jenis.

Nantinya, para santri akan melewati 11 tingkatan sebelum dinyatakan lulus. Mereka juga harus menempuh ujian kenaikan tingkat maksimal dalam tiga bulan sekali.

Seluruh santri tampak mengikuti latihan pencak silat dengan serius. Mereka terlihat begitu antusias mengikuti setiap petunjuk dan arahan dari tim pelatih.

Harapannya para santri mampu mempelajari ilmu pencak silat dengan baik. Selain menjadikan fisik yang kuat. latihan itu juga diharapkan bisa menjernihkan pikiran sehingga membentuk santri yang kuat secara mental, santun dalam perbuatan dan menguasai Al-Qur'an. []