Desy Ratnasari mengajak masyarakat untuk masuk Pondok Pesantren Daarut Tarmizi. Hal itu ia ungkapkan saat menghadiri acara tasyakuran khataman Al-Qur'an terjemah 30 juz di Pondok Pesantren Daarut Tarmizi, Sukabumi, pada Ahad (8/10).
"Ayo bergabung di Pondok Pesantren Daarut Tarmizi," kata Desy Ratnasari.
Wanita yang juga berasal dari Sukabumi itu hadir sebagai tamu undangan acara tasyakuran khataman Al-Qur'an terjemah 30 juz. Dalam sambutannya ia juga mengapresiasi prestasi santri Daarut Tarmizi.
"Selamat ya, udah lulus, masyaAllah, belajar terus," serunya.
Ia sempat menguji beberapa santri dengan pertanyaan terjemah Al-Qur'an dan hafalan Surat Al-Mulk. Santri yang dipanggilnya mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
Setelah acara, ia juga melihat lingkungan Pondok Pesantren Daarut Tarmizi. Dirinya pun merekomendasikan Daarut Tarmizi kepada masyarakat.
Pondok Pesantren Daarut Tarmizi diperuntukkan bagi semua usia. Mengingat ada berbagai program yang tersedia, mulai dari pesantren reguler, camp hingga pekanan.
Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tarmizi Ustadz Muhammad Nasihin menjelaskan pesantren reguler adalah program utama yang mengharuskan santri untuk menetap dan mengikuti seluruh aktivitas pondok.
Namun, ada dua program lain yang menarik yaitu Daarut Tarmizi Camp dan Pesantren Pekanan. Daarut Tarmizi Camp bisa diikuti dalam kurun waktu beberapa bulan saja. Sementara Pesantren Pekanan hanya berlangsung pada hari Jum'at, Sabtu dan Ahad.
"Menariknya di kami ada program yang unik, selain pesantren reguler seperti santri pada umumnya, ada juga Daarut Tarmizi Camp dan Pesantren Pekanan," kata Muhammad Nasihin.
"Santri nantinya akan belajar bahasa dan hafalan Al-Qur'an, seperti santri Daarut Tarmizi yang sekarang sudah hafal terjemah Al-Qur'an 30 juz dalam waktu dua bulan," imbuhnya.
Santri Daarut Tarmizi mampu menghafal terjemah Al-Qur'an 30 juz selama dua bulan. Satu bulan pertama mereka gunakan untuk belajar bahasa Arab. Sedangkan bulan berikutnya diteruskan dengan terjemah Al-Qur'an.
Proses belajar di Daarut Tarmizi berlangsung dengan menyenangkan. Para santri akan merasakan proses belajar mengajar dengan suasana bernuansa alam. []